Contoh kasus pinjaman online berujung pada hal-hal tidak baik semakin santer terdengar. Pinjaman online justru membuat nasabah merugi.
Bukan rahasia lagi jika pinjaman online semakin merajalela di masyarakat. Apakah pernah menyaksikannya di sekitar tempat tinggal Anda?

Contoh Kasus Pinjaman Online yang Sering Muncul di Masyarakat
Mayoritas penyedia pinjol berhasil memikat konsumen dengan adanya statement bahwa mereka merupakan penyedia pinjaman terbaik. Masyarakat pun goyah dan akhirnya memutuskan meminjam.
Kemudahan mendapatkan pinjaman acapkali berujung pada tragedi menyedihkan. Berikut merupakan kasus-kasus yang kerap muncul di masyarakat dan belakangan ini meresahkan.
Pinjaman Membengkak
Kasus pinjaman online yang satu ini bisa dikatakan tidak masuk akal sama sekali. Biasanya kasus ini terjadi karena keterlambatan pembayaran. Pihak pemberi pinjaman memberlakukan denda keterlambatan cukup tinggi, bahkan dengan nominal hampir mencekik leher.
Sebagai contoh, ada peminjam yang telat membayar selama 2 bulan. Pihak pemberi pinjaman menghitung hutang peminjam, yang semula Rp 5.000.000 menjadi Rp 7.000.000
Jumlah tersebut merupakan nominal setelah ditambah biaya perpanjangan waktu meminjam, bunga, serta denda keterlambatan.
Menambah Tumpukan Hutang
Seharusnya dengan berhutang bisa menyelesaikan masalah. Namun, yang terjadi justru kebalikannya.
Peminjam justru sibuk dengan pola hidup gali lubang tutup lubang. Mereka tidak berpikir panjang sehingga terjadi penumpukan hutang. Contoh kasus pinjaman online seperti ini lumrah terjadi.
Hutang bertumpuk karena peminjam mencairkan utang baru untuk membayar hutang lama. Padahal, tiap satu kali pencairan dana yang diterima tidak utuh karena pihak pemberi pinjaman telah memotong dengan dalih biaya administrasi.
Jumlah biaya administrasi tersebut cukup besar. Mirisnya, peminjam melakukan hal tersebut berulang kali. Bahkan mereka mencairkan pinjaman di banyak aplikasi pinjaman online.
Inilah mengapa setiap lembaga keuangan menerapkan checking BI. Ini sebagai antisipasi awal untuk mencegah nasabah berperilaku gali lubang tutup lubang.
Terus Menerus Menagih
Kasus ini juga tidak kalah menjengkelkan. Banyak nasabah menjadi risih karenanya.
Pihak peminjam tidak mau tahu apa kesulitan Anda. Mereka hanya mengharuskan nasabah membayar tepat waktu tanpa ada nego. Ujung-ujungnya adalah penagihan terus menerus.
Tentu hal ini membuat nasabah tidak bisa hidup tenang. Tak segan-segan mereka menggunakan cara kasar seperti mengumpat hingga mengancam.
Penagihan Tidak Beretika
Selain penagihan terus-terusan, kasus pinjol yang kerap dialami nasabah yang tidak bisa membayar adalah penagihan tidak beretika. Tak jarang menjurus ke pornografi.
Fakta dari kasus ini adalah ada korban yang melaporkan bahwa pihak pemberi pinjaman meminta dirinya menari dalam keadaan telanjang. Dengan iming-iming hutang lunas, nasabah pun terpaksa melakukannya.
Dikejar-Kejar Debt Collector
Contoh lain terkait kasus pinjaman online adalah dikejar-kejar debt collector. Tentu ini membuat hidup tidak nyaman dan aman.
Terlebih para debt collector tak segan-segan mengancam, mempermalukan, menyebarkan info dan foto kepada seluruh kontak di ponsel nasabah, hingga aksi teror. Pihak pemberi pinjaman juga sering menghubungi kontak yang ada di ponsel nasabah.
Mengakhiri Hidup
Kasus inilah yang paling mengerikan. Pinjaman online yang seharusnya meringankan masyarakat seolah menjadi jebakan setan.
Bagi yang tidak kuat iman, mereka lebih memilih mengakhiri hidupnya ketimbang hidup penuh ketakutan karena terus menerus dipermalukan dan diteror.
Sebenarnya, contoh kasus pinjaman online dalam ulasan tadi tidak perlu terjadi. Ini apabila Anda cermat memilih penyedia layanan pinjaman. Pastikan telah terdaftar resmi di OJK. Selain itu, pastikan juga Anda mengetahui risiko terkait kasus pinjaman online yang lain.